Wednesday, 8 July 2015

SEJARAH DREAM THEATER

DREAM THEATER

TENTANG DREAM THEATER

Dream Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saat ini. Terbentuk pertama kali pada tahun 1985 dengan nama Majesty. Dan berganti nama menjadi Dream Theater. Nama yang diberikan ayah dari Mike Portnoy. Didirikan oleh John Petrucci, John Myung, dan Mike Portnoy, saat mereka belajar di "Berklee College of Music" di Boston, Massachusetts. Mereka kemudian keluar dari kuliah mereka untuk berkonsentrasi lebih pada band yang akhirnya akan menjadi Dream Theater. Meskipun telah terjadi beberapa kali perubahan personil, tiga anggota asli tetap bersama-sama dengan James LaBrie dan Jordan Rudess sampai 8 September 2010, ketika Mike Portnoy meninggalkan band. Pada bulan Oktober 2010, band ini mengadakan audisi drummer untuk menggantikan Portnoy. Mike Mangini diumumkan sebagai drummer baru pada tanggal 29 April 2011, setelah menyisihkan 6 drummer kelas dunia.

Band ini terkenal dengan kemampuan teknis instrumentalis nya, yang telah memenangkan banyak penghargaan dari majalah musik. Gitaris John Petrucci dinobatkan sebagai pemain ketiga tur G3 enam kali, lebih banyak dari pemain lain yang diundang. Pada tahun 2009 ia dinobatkan sebagai gitaris metal terbaik No 2 oleh Joel McIver dalam bukunya "Greatest Metal Guitarists". Dia juga terpilih sebagai salah satu dari "Top 10 Fastest Shredders of All Time" oleh majalah GuitarOne.[1] Jordan Rudess dianggap salah satu pemain keyboard yang terbesar sepanjang masa oleh banyak kalangan seperti MusicRadar. Dengan permainan solo keyboardnya yang sangat mumpuni.[2] Mantan drummer Mike Portnoy telah memenangkan 26 penghargaan dari majalah "Modern Drummer" dan juga orang termuda kedua (pada usia 37) yang dilantik ke dalam Rock Drummer Hall of Fame. Penggantinya, Mike Mangini sebelumnya juga ditetapkan mencatat rekor 5 WFD (Drumer Tercepat Dunia).[3] John Myung terpilih sebagai bassis terbesar sepanjang masa dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh MusicRadar pada bulan Agustus hingga September 2010.



TERBENTUKNYA DREAM THEATER

Pendiri band (dari kiri ke kanan) John Myung, Mike Portnoy, dan John Petrucci pada tahun 1985.
Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Michael Stephen Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee. Setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci mengajak teman band semasa masih di SMA, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dan band tersebut akhirnya lengkap ketika Chris Collins masuk menjadi vokalis.

Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center sambil mendengarkan lagu-lagu Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band.[5]

Pada saat - saat tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, dan juga dengan kerja paruh waktu. Jadwal mereka menjadi kian ketat sehingga mereka harus memutuskan antara berkonsentrasi lebih pada band atau belajar di bidang musik dan mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, ia berkata bahwa pada saat itu sangat sulit meminta izin kepada orang tuanya untuk masuk sekolah musik. Dan lebih sulit lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah musik.[5] Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.

Awal 1986 diisi dengan berbagai konser disekitar wilayah kota New York. Dalam kurun ini, mereka merekam demo, berjudul The Majesty Demo. Dalam jangka waktu enam bulan, terjual habis 1000 keping kaset, dan mereka menjadi kian populer dalam lingkup metal progresif. Majesty Demos masih tersedia dalam bentuk rekaman asli sampai saat ini, meskipun sudah dirilis secara resmi dalam bentuk CD, melalui "YtseJam Records".



Pada bulan November 1986, setelah beberapa bulan menulis lagu dan tampil bersama, Chris Collins keluar dari band. Setelah setahun mencoba mencari pengganti, Charlie Dominici, yang berusia jauh lebih tua dan lebih berpengalaman daripada anggota lain dalam band, berhasil mengikuti audisi. Dengan stabilitas yang Dominici tunjukan pada Majesty, mereka mulai meningkatkan jumlah pertunjukan bermain di daerah New York City, dan mendapatkan sejumlah besar perhatian.



Daftar Lagu demo dari Berklee dan Majesty

Saat mereka mulai terkenal, grup musik dari Las Vegas yang juga bernama Majesty[6] menuntut tindakan hukum atas pelanggaran kekayaan intelektual yang terkait dengan penggunaan nama mereka, sehingga band ini terpaksa harus mencari nama baru. Berbagai kemungkinan diusulkan dan diuji, di antaranya Glasser, Magus, dan M1, yang semuanya mentah, meskipun band ini sempat menggunakan nama Glasser selama sekitar satu minggu, namun penggemar kurang bereaksi terhadap keputusan ini. Akhirnya, ayah Portnoy mengusulkan nama Dream Theater, nama sebuah teater kecil di Monterey, California, dan nama tersebut dipakai sampai sekarang.



ALBUM-ALBUM DREAM THEATER

When Dream and Day Unite (1989-1990)

Dream Theater tahun 1989: John Petrucci, Mike Portnoy, Charlie Dominici, Kevin Moore, dan John Myung.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: When Dream and Day Unite
Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater berkonsentrasi pada menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York dan di daerah sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988[7] dan berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem Victory Studios di Gladwyne, Pennsylvania. Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu sekitar 3 minggu.

When Dream and Day Unite dirilis pada tahun 1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar kontrak yang telah mereka buat untuk Dream Theater, sehingga band ini dibatasi untuk bermain di sekitar New York. Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya relatif lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore, New York sebagai band pembuka classic rock power, Zebra.[9]

Setelah pertunjukan keempat, Charlie Dominici dikeluarkan karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal Charlie Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang mencari gaya vokal lebih mirip Bruce Dickinson / Geoff Tate. Tak lama setelah itu, band Marillion meminta Dream Theater menjadi band pembuka bagi mereka di sebuah pertunjukan di Ritz , New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk melakukan satu kali lagi.[9] Ini terjadi dua tahun sebelum Dream Theater menemukan vokalis pengganti.

Dengan label Atlantic
Pergantian vokalis James LaBrie dan Images and Words (1991–1993)




James LaBrie ketika bergabung dengan band pada Januari 1991
Setelah kepergian Dominici, Dream Theater mengadakan audisi penyanyi dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam pencarian mereka untuk posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di antaranya mantan vokalis Fates Warning John Arch. John akhirnya memutuskan bahwa komitmen pribadinya yang lebih penting, dan ia memilih untuk tidak bergabung dengan band.[10] Pada pertengahan 1990, di sebuah acara di New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka telah berhasil merekam sebuah demo dengannya. Steve Stone hanya melakukan satu pertunjukan live dengan mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat segera. Mereka mengatakan ia terlalu sering bergerak mengelilingi panggung dengan cara yang agak aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi Bruce Dickinson. Ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!" (yang sering Bruce Dickinson teriakan selama pertunjukan live nya) beberapa kali sepanjang acara, meskipun mereka tampil di Bayshore.[11] Ini adalah lima bulan sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain. Sampai tahun 1991, band ini tetap fokus dalam upaya untuk mencari vokalis dan menulis lagu.[9] Selama periode ini mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album Images and Words (1992).

Pada bulan Januari 1991, Kevin James LaBrie, dari band glam metal Winter Rose, terbang dari Kanada ke New York untuk ikut audisi. James LaBrie melakukan audisi tiga lagu dengan band, dan segera dikontrak untuk mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk menghindari kebingungan dengan Kevin lainnya di band, (Kevin Moore). Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih kebanyakan sekitar New York). Derek Shulman dari Atco Records (sekarang EastWest), sebuah divisi dari Elektra Records, menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (yang kemudian dibuat sebagai "The Atco Demo" melalui fan club Dream Theater).

Album pertama yang direkam dibawah kontrak label rekaman baru mereka adalah Images and Words (1992). Untuk promosi, label merilis singel dan video klip untuk lagu "Another Day", tapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "Pull Me Under", tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka, berhasil diputar di radio. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan video klip untuk "Pull Me Under", yang sering diputar di MTV. Sebuah video klip ketiga diproduksi untuk "Take the Time", tapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under".

Keberhasilan "Pull Me Under", dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh Amerika Serikat dan Jepang, menyebabkan Images and Words mencapai sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di Jepang. Sebuah tur di Eropa digelar pada tahun 1993, termasuk sebuah pertunjukan di "London's Marquee Club", yang direkam dan dirils sebagai album live pertama band, Live at the Marquee. Selain itu, sebuah video kompilasi konser mereka Di Jepang (dicampur dengan dokumenter rekaman dan tahap tur dibelakang panggung) dirilis sebagai Images and Words: Live in Tokyo.

Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Awake (album Dream Theater)
Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994, untuk mengerjakan materi album selanjutnya. Awake, album studio ketiga Dream Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat sebelum album tersebut pada proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh anggota band bahwa ia akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada ketertarikan musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya musik yang ada pada Dream Theater.[12] Akibatnya, band ini harus berjuang untuk mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan.

Jens Johansson, yang menjadi anggota band Stratovarius, merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band bersemangat untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "Keyboard Magazine", di mana ia diakui sebagai "The best new talent" dalam jajak pendapat pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk memainkan pertunjukan dengan band di "Concrete Foundations Forum" di Burbank, California. Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi keyboardist secara permanen, tapi ia memilih untuk tur dengan The Dixie Dregs. Akhirnya, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee, Derek Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan Alice Cooper dan Kiss, untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour". Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak Sherinian sebagai keyboardist pengganti Moore.

A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)



Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater tidak segera mulai bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang tergabung di YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi yang paling populer antara penggemar Dream Theater pada saat itu), mulai memberikan tekanan pada band untuk segera merilis ulang lagu "A Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari album Images and Words, (tetapi dengan durasi hampir 17 menit, dianggap terlalu panjang untuk penempatan album studio), yang telah sering dimainkan secara live, dan terus merevisinya di tahun-tahun menjelang 1995.

Petisi ini berhasil, dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New York pada Mei 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu yang akhirnya menjadi 23 menit panjangnya, dengan Derek Sherinian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis "A Change of Seasons" sebagai EP bersama dengan koleksi lagu penutup dari pertunjukan live yang direkam di Ronnie Scott Jazz Club di London awal tahun 1995.

Setelah menjalankan konser singkat dan istirahat sejenak, band ini merilis CD Natal khusus melalui fans club resmi mereka, yang terdiri dari trek langka yang direkam pada awal-awal tahun band ini. Mereka terus merilis sebuah CD fans club baru setiap Natal sampai tahun 2005.

Sementara itu, ada beberapa perubahan pada EastWest, dan penghubung utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim baru di perusahaan tidak terbiasa berhubungan dengan Dream Theater, dan mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah didengar. Pada pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis album berikutnya. Selain menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih menjual, EastWest merekrut penulis/produser Desmond Child agar bekerja sama dengan Petrucci untuk memoles lirik lagu "You or Me". Seluruh anggota band menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga memunculkan dampak yang nyata pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi yang lebih "radio-friendly".

Dream Theater telah menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk Images and Words "Metropolis-I: The Miracle and The Sleeper" yang panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak mengijinkan peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD harus satu disk.[13] Lagu-lagu yang tidak terpakai kemudian dirilis di YtseJam Records dengan judul Falling into Infinity Demos.

Materi yang terpakai, dirilis sebagai album Falling into Infinity, yang menerima sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara band sebelumnya. Sementara album ini terdengar kurang progresif. Trek seperti "Hollow Years" dan "You Not Me" membawa nuansa baru pada lagu Dream Theater. Secara keseluruhan, album ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy tidak berbicara secara terbuka pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam DVD dokumenter 5 Years in a Livetime di tahun 2004, bahwa ia telah begitu putus asa selama periode tersebut dan dia telah menganggap Dream Theater bubar sama sekali.

Selama "Touring into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live berjudul Once in a LIVEtime, di Perancis dan Belanda. Album ini dirilis sekitar 1998 hampir bersamaan dengan rilis video 5 Years in a Livetime, yang meliputi tahun dari kepergian Kevin Moore hingga promo tur Falling into Infinity.





Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)


Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta Records mengundang Mike Portnoy untuk membentuk sebuah "band supergrup progresif" untuk menciptakan sebuah album, dan ini menjadi yang pertama dalam serangkaian panjang proyek sampingan untuk anggota Dream Theater. Anggota band terdiri dari Mike Portnoy pada drum, John Petrucci pada gitar, Tony Levin pada bass, dan Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan akan menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati Jordan Rudess agar mau bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi keyboardist permanen Dream Theater, menggantikan Derek Sherinian.

Dengan anggota baru lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam album berikutnya di BearTracks Studio. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, label memberi band kebebasan untuk berkreasi. Band ini mulai menindak lanjuti "Metropolis-Part 2", yang telah ditulis selama sesi Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu dari 20 menit menjadi album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis. yang dipuji sebagai masterpiece band, meskipun hanya mencapai Nomor 73 di chart album Amerika Serikat.

Tur dunia Metropolis 2000 adalah tur terbesar mereka sampai saat ini, dan menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Konser mencerminkan aspek teatrikal dari album, dengan paruh pertama dari setiap acara yang terdiri dari seluruh lagu dari album Scenes From a Memory disertai dengan sebuah film yang menunjukkan bagian cerita yang diproyeksikan ke layar video di belakang panggung. Pada tur terakhir di Amerika Utara, tepatnya di Roseland Ballroom, New York City, difilmkan dan dirilis pada awal tahun 2001 sebagai rilis DVD pertama band, Metropolis 2000: Scenes from New York, yang bersertifikat Gold di Amerika Serikat pada 8 November 2002.[16] Band ini juga merilis seluruh acara pada live CD Live Scenes from New York.



Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Six Degrees of Inner Turbulence
Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah mereka pertama kali mengajukan petisi ke EastWest untuk memungkinkan mereka merilis album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan dengan Six Degrees of Inner Turbulence. CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua yang berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang yang pernah ditulis oleh Dream Theater. Banyak dari melodi lagu dan tema musik yang berasal dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang pada akhirnya menjadi lagu "Overture". Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh.

Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan sejak album Awake, memulai debutnya di tangga lagu Billboard di urutan ke 46[15], dan tangga lagu Billboard Internet di urutan pertama.

Train of Thought (2003–2004)



Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory, yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album, tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai "Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari Queensryche dan Dream Theater dengan Fates Warning sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup.

Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif dari band.[18] Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "Images and Words: Live in Tokyo/5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006.

Tur dunia pun digelar, bernama Train of Thought Tour. Mulai saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah mendapat sertifikasi Platinum di Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.

Octavarium (2005–2006)




Dream Theater setelah konser di Paris (2005). Dari kiri ke kanan: Mike Portnoy, John Petrucci, James LaBrie, John Myung dan Jordan Rudess
Setelah tur untuk mempromosikan album Train of Thought selesai, Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York untuk merekam album kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir yang menggunakan studio tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April 2005.[19]

Octavarium dirilis pada tanggal 7 Juni 2005, yang memberi band nuansa baru. Album tersebut berisi delapan lagu termasuk lagu epik "Octavarium", sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu "A Change of Seasons". Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka dengan Elektra Records, yang mewarisi kontrak dari East West Records.

Dream Theater mulai Octavarium Tour secara luas diseluruh dunia tahun 2005 dan 2006 untuk merayakan ulang tahun ke-20 mereka sebagai sebuah band, termasuk Gigantour bersama Megadeth yang diprakarsai oleh vokalis Dave Mustaine, juga menampilkan Fear Factory, Nevermore dan Symphony X. Selama acara pada tanggal 2 Agustus 2005 di Dallas, band memberi penghormatan kepada gitaris Pantera Dimebag Darrell dengan membawakan lagu "Cemetery Gates" sebagai encore. Selain itu terjadi penampilan spontan sesama musisi Russell Allen (vokalis Symphony X), Burton C. Bell (vokalis Fear Factory) dan Dave Mustaine (vokalis/gitaris Megadeth), yang bergabung dengan band di atas panggung bersama-sama membawakan bagian dari lagu tersebut.

Dream Theater kemudian mundur dari Gigantour 2005 beberapa hari sebelum tur berakhir dan melanjutkan dengan seri konser mereka sendiri, beberapa di antaranya direkam dan dirilis untuk fanclubs band. Tur ulang tahun ke-20 diakhiri dengan pertunjukan di Radio City Music Hall di New York City pada tanggal 1 April 2006. Meskipun promosi acara tergolong minimal, tiket pertunjukan terjual habis. Acara ini direkam untuk CD/DVD berjudul Score dirilis pada tanggal 29 Agustus 2006 melalui Rhino Records, menampilkan lagu-lagu dari seluruh sejarah band, serta babak kedua disertai dengan simfoni orkestra ("Octavarium Orchestra"). Rilis ini adalah rilis DVD live ketiga band yang bersertifikat Platinum di Amerika Serikat pada 11 Oktober 2006.

Era Roadrunner
Systematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)




Untuk pertama kalinya dalam karir mereka, band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka di "Radio City Music Hall". Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali memasuki Avatar Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio kesembilan Dream Theater, Systematic Chaos, dirilis pada tanggal 5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru Roadrunner Records, yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh band label sebelumnya Atlantic Records. Roadrunner memberikan peningkatan promosi untuk album, dan Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu Billboard 200. Roadrunner juga membuat video klip untuk lagu "Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip band pertama sejak "Hollow Years" pada tahun 1997.

Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi dua-disk berjudul Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album berdasar pada referensi lagu "Pull Me Under", satu-satunya lagu yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga mencakup tiga lagu yang di "mix" ulang dari album kedua mereka, Images and Words, lima lagu diedit dari lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single yang belum pernah dirilis sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest hits kompilasi, Dream Theater aktif terlibat dengan album, dengan daftar lagu yang mereka rasa paling mewakili karir musik mereka.

Setelah merilis Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs), drummer Mike Portnoy mengadakan tur baru yang disebut "Progressive Nation 2008". Tidak seperti tur Dream Theater sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya di masa lalu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka kunjungi selama beberapa tahun.

Pada bulan September 2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul Chaos In Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa konser selama "Chaos in Motion tour".

Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)



Artikel utama untuk bagian ini adalah: Black Clouds & Silver Linings
Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009.[20] Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta 3-disk "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran instrumental album dan CD dari enam cover lagu dari artis seperti Queen dan Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album Billboard 200, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, yang merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.

Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)

Mike Portnoy memutuskan untuk meninggalkan Dream Theater pada 8 September 2010.
Pada tanggal 8 September 2010, Mike Portnoy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Dream Theater, mengutip hubungan yang lebih baik dalam proyek-proyek lain, kelelahan, dan keinginannya untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara John Petrucci dengan MusicRadar,[22] ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy tidak ingin meninggalkan band. Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima tahun. Dia akhirnya mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah angggota band yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar.

Setelah Mike Portnoy meninggalkan Dream Theater, hubungan antara dia dan anggota band menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy mengeluh bahwa tak seorang pun dari anggota band ini yang mau menerima telpon dan membalas e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya Petrucci dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi sangat tinggi ketika Portnoy menyebut James LaBrie "tidak sopan" untuk komentar yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang menyatakan bahwa Dream Theater "tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy tidak lagi menjadi anggota band.

Pada suatu hari, laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat Dream Theater. Portnoy menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali dengan band: "Mereka adalah orang-orang yang telah menutup pintu dan aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat dan aku telah siap, bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka pernah.. akan menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka terlalu keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."

Sekitar sebulan setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di New York City. Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5 November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco Minnemann, Aquiles Priester, dan Peter Wildoer. Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga bagian seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits Carries On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa Mike Mangini adalah drummer yang dipilih. Petrucci kemudian menjelaskan bahwa Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung kembali setelah keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah meninggalkan pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk Dream Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.

A Dramatic Turn of Events (2011-2012)




Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound Studios" untuk mulai mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011. Sesi menulis lagu selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa Mangini. Pada tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011 mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai.


KonserA Dramatic Tour of Events pada tahun 2012.
A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia pada tanggal 12 September 2011 dan di Amerika Serikat pada tanggal 13 September 2011. A Dramatic Turn of Events berhasil menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan di Billboard 200. Lagu singel "On the Backs of Angels", menjadi nominasi di Penghargaan Grammy 2012, untuk "Best Hard Rock/Metal Performance".

Dream Theater menggebrak tur untuk promosi A Dramatic Turn of Events pada tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011, band ini kembali ke Eropa dengan Periphery, ke Asia dengan Andy McKee, ke Amerika Utara dengan Crimson Projekct dan kemudian ke Amerika Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada tanggal 21 April 2012, untuk pertama kalinya mereka menggelar konser di Jakarta dalam rangkaian tur Asia. Dream Theater menggelar konser di Mata Elang Indoor Stadium, Ancol, Jakarta, Indonesia.

Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di Luna Park Buenos Aires, Argentina, dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions".Setelah tertunda selama enam bulan, Live at Luna Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock Entertainment.

Dream Theater (2013 - 2014)
Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events" Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas.Selama soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan John Petrucci membawa materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan tur, band ini mengambil istirahat tapi terus menulis. Mereka berkumpul kembali di awal 2013 untuk masuk studio.

Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali menandatangani kontrak dengan Roadrunner Records; band harus segera mulai merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar: "dedikasi Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua dari awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan. Roadrunner adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa yang mereka lakukan tapi yang benar-benar memahami tentang Dream Theater, dan orang-orang yang menakjubkan yang mendukung kami di seluruh dunia yang bangga kami sebut sebagai fans kami. Mereka adalah perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang berakar pada cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karir dan menyandarkan tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat menghadapi masa depan kami bersama-sama!".

Album kedua belas Dream Theater dirilis pada tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari 34.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di Billboard 200, ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga menempati posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman, Argentina, Belanda, Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia, Austria, Indonesia, Australia, dan Inggris Raya.




Mangini dan Petrucci pada konser di Senayan, Jakarta Oktober 2014.
Pada bulan Januari 2014, mereka memulai "Along for the Ride Tour" untuk mempromosikan album self-titled mereka. Tur dimulai di Eropa pada tanggal 15 Januari 2014. Jadwal tur Eropa, yang diterbitkan di website resmi band (24 Juni 2013), merupakan leg pertama di Eropa. Dilanjutkan jadwal tur untuk Amerika Utara pada bulan Maret dan April 2014, bulan Juli untuk leg ketiga tur yang berlanjut di Eropa, dan bulan September sampai Oktober mereka menggelar tur di Amerika Selatan, Asia, dan Australia. Untuk kedua kalinya mereka kembali menggelar konser di Jakarta, tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2014, bertempat di Lapangan D, Senayan, Jakarta.

Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater mengumumkan album DVD live mereka, Breaking the Fourth Wall, yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "The Boston Opera House" pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung dengan "The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir", disutradarai oleh Eren BaÅŸbuÄŸ. Breaking the Fourth Wall dirilis pada tanggal 30 September 2014.

Karakteristik penulisan lagu
Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.

Dimulai dengan album Train of Thought, Dream Theater sudah mulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada fan yang fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di lagu "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls", yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak fan Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi fan biasa.

Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:

Suara dari fonograf di akhiran dari "Finally Free" di album Scenes from a Memory adalah suara yang sama di awalan "The Glass Prison" di album berikutnya, Six Degrees of Inner Turbulence. Dan akhiran kunci terakhir di "Six Degrees of Inner Turbulence" sama dengan kunci yang digunakan di album selanjutnya, Train of Thought. Juga, not piano yang dimainkan di akhiran "In the Name of God" di "Train of Thought" adalah not yang sama dengan pembukaan "The Root of All Evil" di album berikutnya, Octavarium.
Tiga bagian dari lagu "The Glass Prison" di Six Degrees of Inner Turbulence, dua bagian dari lagu "This Dying Soul" di Train of Thought, dua bagian dari lagu "The Root of All Evil" di Octavarium, dua bagian dari lagu "Repentance" di album Systematic Chaos, dan tiga bagian dari lagu "The Shattered Fortress" di album Black Clouds & Silver Linings, menunjukkan dua belas poin di program Alcoholics Anonymous oleh Bill Wilson, yang mana program itu diikuti oleh Mike Portnoy.
Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless Sacrifice"
Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di lagu "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
Bagian - bagian dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".
Six Degrees of Inner Turbulence, album studio keenam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, album studio ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, album studio ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.
Lagu "Octavarium" dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan tidak diawali dengan akhiran "Octavarium". Analisis detail tentang "nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen.
Logo dan citra

Bentuk huruf pada tulisan Dream Theater dan simbol "Majesty"
Meskipun band dipaksa untuk mengubah nama mereka, Dream Theater tetap mengadopsi logo lama (yang dikenal sebagai simbol Majesty) dan tanda huruf (identitas grafis) yang muncul di sebagian besar bahan promosi dan sampul depan setiap album studio Dream Theater. Simbol Majesty berasal dari tanda yang terdapat pada Mary, Queen of Scots. Logo ini diciptakan ketika Dream Theater masih dikenal sebagai Majesty, maka mengapa ini disebut "The Majesty Symbol" (meskipun mereka mengganti nama mereka tak lama setelah melakukan hal ini).

Logo ini dikerjakan ulang oleh Charlie Dominici untuk digunakan pada desain sampul album When Dream and Day Unite.Meskipun Charlie meninggalkan band setelah album ini dirilis, dan meskipun Charlie membuat logo ini (termasuk setelah itu tato di tangannya), band ini terus memakai logo sejak saat itu dan muncul di hampir setiap rilis Dream Theater, termasuk rilis Bootleg, Demo, dan setiap album studio Dream Theater.

Bootleg
Artikel utama untuk bagian ini adalah: YtseJam Records
Dream Theater telah merilis serangkaian bootleg resmi, demo dan rekaman langka lainnya melalui YtseJam Records, yang dipimpin oleh Portnoy.

Seri Demo

The Majesty Demos (2003)
When Dream and Day Unite Demos 1987-1989 (2004)
Images and Words Demos 1989-1991 (2005)
Awake Demos 1994 (2006)
Falling Into Infinity Demos 1996-1997 (2007)
Train of Thought Instrumental Demos 2003 (2009)
Seri Live

Los Angeles, California 5/18/98 (2003)
Tokyo, Japan 10/28/95 (2004)
When Dream and Day Reunite (CD/DVD) (2005)
Old Bridge, New Jersey 12/14/96 (2006)
New York City 3/4/93 (2006)
Bucharest, Romania 7/4/02 (DVD) (2007)
Santiago, Chile 12/06/05 (DVD) (2009)
Seri Studio

The Making of Scenes from a Memory (2003)
The Making of Falling into Infinity (2009)
Seri Cover

Master of Puppets (2004)
The Number of the Beast (2005)
Dark Side of the Moon (CD/DVD) (2006)
Made in Japan (2006)
Uncovered 2003-2005 (2009)
Diskografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Diskografi Dream Theater
Album studio[sunting | sunting sumber]
When Dream and Day Unite (1989)
Images and Words (1992)
Awake (1994)
Falling into Infinity (1997)
Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999)
Six Degrees of Inner Turbulence (2002)
Train of Thought (2003)
Octavarium (2005)
Systematic Chaos (2007)
Black Clouds & Silver Linings (2009)
A Dramatic Turn of Events (2011)
Dream Theater (2013)
Album live[sunting | sunting sumber]
Live at the Marquee (1993)
Once in a LIVEtime(1998)
Live Scenes from New York (2001)
Live at Budokan (2004)
Score (2006)
Chaos In Motion 2007/2008 (2008)
Live at Luna Park (2012)
Breaking the Fourth Wall (2014)
Video musik/DVD[sunting | sunting sumber]
Images and Words: Live in Tokyo (1993)
5 Years in a Livetime (1998)
Metropolis 2000: Scenes from New York (2001)
Live at Budokan (2004)
Score (2006)
Chaos In Motion 2007/2008 (2008)
Live at Luna Park (2013)
Breaking the Fourth Wall (2014)
Album mini
A Change of Seasons (1995)
Wither (2009)
Album kompilasi
Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) (2008)
Anggota Band
Anggota Band
John Petrucci – gitar, backing vokal (1985–sekarang)
John Myung – bass, chapman stick (1985–sekarang)
James LaBrie – vokal (1991–sekarang)
Jordan Rudess – keyboard, continuum fingerboard, lap steel guitar (1999–sekarang)
Mike Mangini – drum, perkusi (2010–sekarang)
Mantan Anggota Band
Mike Portnoy – drum, backing vokal, perkusi (1985–2010)
Kevin Moore – keyboard (1985–1994)
Chris Collins – vokal (1985-1986)
Charlie Dominici – vokal (1987–1990)
Derek Sherinian – keyboard (1994–1999)


BIODATA PARA PERSONIL DREAM THEATER

Mike Portnoy

Mike Portnoy lahir pada 20 April 1967 dan dibesarkan di Long Beach, New York, di mana minatnya pada musik dimulai pada usia dini. “Ayahku adalah seorang DJ musik rock n ‘roll, jadi saya selalu dikelilingi oleh musik terus-menerus. Saya punya banyak sekali koleksi ketika saya masih muda dan sangat menyukai The Beatles dan juga Kiss. Tidak heran kalau akhirnya saya akan menjadi seorang musisi. Meskipun Mike belajar sendiri cara memainkan drum, dia mengambil kelas-kelas teori musik di sekolah menengah. Selama masa itu ia mulai bermain di band-band lokal Intruder, Rising Power dan Inner Sanctum, di Band terakhir mike dan kawan – kawan merilis album mereka sendiri. Mike meninggalkan band setelah mendapat beasiswa di Musik Berklee College di Boston.

John besar (John Petruci)

John besar di Long Island, tepatnya di King park, dimana dia, john myung & Kevin moore bersekolah bersama. John mulai Belajar gitar ketika masih berumur 12 tahun (sebelumnya dia pernah belajar ketika berumur 8 tahun tetapi menyerah ketika Dia melihat kakak perempuannya harus begadang tiap malam belajar main organ. Dia tidak merencanakan untuk menjadi seperti Itu, Dia belajar gitar sepulang sekolah dan akhirnya dia menjadi tidak tertarik lagi). Namun dia mulai banyak terpengaruh Oleh permainan gitar dari gitaris semacam yngwie malmsteen, randy rhoads, iron maiden, steve ray Vaughn, dan grup besar Semacam yes, rush, Dixie dregs dan lain lain dia mulai bertekad untuk mencapai level permainan seperti mereka.John tinggal bersama istrinya Rena, dan 3 anaknya SamiJO, Reny, dan Kiara di New York. Ketika dia tidak bermain gitar dia banyak menghabiskan Waktunya dengan istri dan anak-anaknya dengan bermain skating, bersepeda, berolahraga dan menonton film.

John Myung

Sejak zaman 1980-an (saat berdirinya Dream Theater), John Myung yang orangtuanya berasal dari Korea ini beserta dua personil lainnya telah membantu Dream Theater melewati saat-saat kritis dan masa jatuh bangunnya.

Sebagai seorang pendengar antusias musik klasik, dia memilih biola semenjak masih berumur lima tahun. Hingga saat menginjak usia belasan tahun, John Myung memutuskan untuk memilih gitar bass sebagai instrumen favoritnya.

Ketika belajar di sekolah musik Berklee - Boston pada tahun 1986, Myung berjumpa dengan dua teman satu sekolahnya, gitaris John Petrucci dan drummer Mike Portnoy. Dengan ditambah seorang pemain keyboard dan seorang vokalis, akhirnya mereka membentuk sebuah grup band Majesty.Pada tahun berikutnya mereka mendapatkan tawaran rekaman. Tetapi grup band Majesty ini ternyata hanya berumur pendek dikarenakan sebuah konflik dengan grup band di Las Vegas yang memiliki nama yang sama. Akhirnya mereka sepakat untuk merubah nama grup bandnya menjadi Dream Teater, diambil dari nama sebuah bioskop di California.

Myung, Petrucci dan Portnoy hingga detik ini masih merupakan anggota tetap Dream Theater, dan sepanjang sejarah Dream Theater telah terjadi beberapa kali bongkar-pasang vokalis dan keyboardis.
Myung agaknya telah menjadi anggota Dream Theater yang paling misterius. Dia jarang terlihat berkomentar tentang dirinya ataupun menonjolkan dirinya sendiri dalam video klip dan konser-konser Dream Theater. Fakta ini membuat banyak penggemar bertanya-tanya apakah seseorang dari mereka pernah melihatnya berbicara.


James Labrie

Kevin James LaBrie lahir di Penetanguishene, Sebuah kota kecil di Kanada pada tanggal 5 Mei 1963. sejak kecil, James saat berumur 3 tahun, dia sering mendengarkan radio dan menyayikan lagu apapun yang terdengar dari radio tersebut. Diinspirasikan oleh ayahnya, dia kemudian mulai bernyanyi dan bermain drum pada awalnya saat berusia 5 tahun. dan pada saat berusia 10 tahun, dia berkuartet dengan ayahnnya dan paman juga adiknya bernyanyi di barber shop.

Saat berusia 21 tahun, James berlatih vokal pada Rosemary Patricia Burns. Setelah banyak bergabung dengan beberapa band di Kanada. James kemudian menjadi vokalis pada band Winter's Rose, dimana juga bergabung dengan Atlantic Records, Label Dream Theater saat itu. lalu Pierre Paradis yang mengatur band Voi Vod, menawarkan solo project pada James di Aquarius record. kemudian dia memberitahu James bahwa ada nama band New York bernama Dream Theater melakukan audisi untuk mencari vokalis, kemudian James mengikutinnya dan diterima, itulah sejarah LaBrie bergabung dengan Dream Theater pada 1992, dimana album pertama LaBrie bersama Dream theater ialah Images and Words.

Sampai saat ini, Labrie telah banyak menciptakan lagu untuk Dream Theater seperti Anna Lee(Falling Into Infinity), Vacant(Train Of Thought), Blind Faith(six degree of Inner Turbulance), Sacrified Son(Octavarium).

Dan dia tetap tinggal di Toronto,Kanada bersama istrinya Karen, dan kedua anaknya Chloe dan Chance Abraham LaBrie.


Jordan Ruddes

Jordan Rudess (lahir dengan nama Jordan Rudes pada 4 November 1956) adalah pemain keyboard band progresif rock Dream Theater.Dia masuk Dream Theater menggantikan Derek Sherinian.Hal ini dimulai saat Mike Portnoy memutuskan untuk membentuk supergroup dengan Magna Carta Records.Rudess terpilih untuk mengisi bagian keyboardist dalam band yang terdiri dari Tony Levin, Mike Portnoy, dan John Petrucci ini.Selama rekaman 2 album Liquid Tension Experiment ini meyakinkan Portnoy dan Petrucci bahwa Rudess adalah keyboardist yang cocok untuk Dream Theater.Dan akhirnya mereka memutuskan mengajak Rudess untuk menggantikan Derek Sherinian yang telah bersolo karir.

Mike Mangini
Mike Mangini
Mike Mangini (lahir April 18, 1963 di Newton, Massachusetts) adalah drummer yang terkenal untuk karyanya sebagai artis sesi yang telah bermain untuk Annihilator, Extreme dan Steve Vai. Dia adalah seorang guru di Berklee College of Music di Boston dan diselenggarakan lima catatan Drummer dunia Tercepat di Dunia. 
Mike Mangini mulai bermain drum ketika ia berusia lima tahun. Dia akan berlatih enam sampai sepuluh jam sehari dan pada saat ia berusia sembilan tahun dia sudah menirukan pertunjukan Buddy Rich. Oleh sekolah tinggi, ia tampil di band sekolah dan berpartisipasi dalam bergengsi All-County, Semua Negara, dan semua ansambel Timur Amerika Serikat. 
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas di Waltham 1981, Mangini mengesampingkan studi musiknya untuk mengejar Ilmu Komputer utama di Bentley College. Setelah lulus Mike mulai perangkat lunak pemrograman untuk program rudal Patriot. Pada saat yang sama, ia bekerja pada sebuah program yang mempelajari hubungan antara otak dan tubuh manusia. Kedua pengalaman telah membantu Mike dalam pengembangan sistem Rhythm Pengetahuan belajarnya. 
Pada tahun 1987, Mangini mencetak satu pertunjukan pertama ‘high profile’ – bermain drum untuk Band Berlin Rick di Boston, di mana ia bekerja dengan bassis Phillip Bynoe (yang kemudian akan pergi untuk bekerja dengan Mike di sesi untuk Perjalanan Steve Perry dan lebih terutama selama waktu Mike di band Steve Vai). Dia juga mengajar drum pribadi di Boston selama ini. 
Pada tahun 1991, Mangini mulai bekerja untuk sebuah band thrash metal yang bernama Annihilator. Mike dilakukan pada drum pada beberapa lagu untuk album studio, Mengatur Dunia on Fire. Dia melanjutkan untuk tur dengan band dalam mendukung album ini sampai 1994. Pada tahun 1994 ia diminta untuk bermain dengan Extreme band, menggantikan drummer asli Paul Geary. Mike Mangini telah berteman dengan mencatat Nuno Bettencourt Ekstrim gitaris sejak 1980-an. Waktu di Ekstrim termasuk merekam beberapa lagu untuk tahun 1995 album mereka, Menunggu Untuk bagian lucunya. Selama waktu ini, ia juga membuat penampilan di The Late Show bersama David Letterman. Sementara tur dengan Ekstrim pada tahun 1995, Mike direkam lagu untuk Nuno pada mesin 4-track tape. Lagu-lagu berakhir di “Schizophonic” setelah Nuno meninggalkan Ekstrim untuk mengejar karir solo. 
Setelah Ekstrim dilarutkan dalam 1996, Mike diinformasikan melalui drumer Jonathan Mover gitaris Steve Vai audisi drumer untuk band live. Mike berhasil lulus audisi untuk band Steve Vai dan pindah ke Los Angeles. 
Dari akhir 1996 hingga awal 2000, Mangini adalah drummer sangat dihormati ensemble hidup Vai, yang juga termasuk bassis Phillip Bynoe, gitar penyihir Mike Keneally dan (dalam 2000) gitaris Dave Weiner. Mike juga mencatat beberapa track drum Steve Fire Garden dan album Ultrazone. 
Setelah suspensi awal kaki Amerika Selatan Tour Ultrazone pada tahun 2000, Mangini kembali ke rumah untuk Boston dan mulai mengajar di Berklee College sebagai profesor. Dia mulai bekerja dengan mantan vokalis Gary Cherone Ekstrim dan bassist Pat Badger dalam Suku singkat, band Yehuda. Dia juga terus bekerja dengan Dale Bozzio (sebelumnya dari band gelombang baru, Orang Hilang), dan dicatat beberapa catatan lebih. Di antara catatan-catatan ini merupakan penghormatan Rush rekaman (berjudul “Pembagian”) dan sebuah album full-length kedua dengan Annihilator berjudul “Semua untuk Anda.” Dia juga merekam lagu-lagu untuk artis Sal DiFusco, Bill Lonero dan Chris Emerson. 
Pada tahun 2005, ia menerima posisi penuh waktu mengajar di Berklee College of Music di Boston dan hari ini ia adalah anggota fakultas terkemuka di sekolah perkusi departemen. 
Pada tahun 2007 Mike melakukan Metal album by Annihilator. 
Salah satu proyek saat ini Mike adalah Stix n’ Chix.
Sejak April 2011, dia drummer dari Dream Theater metal band amerika progresif, dalam penggantian dari Mike Portnoy.


Kevin Moore



Kevin Moore lahir di Kings Park, Long IslandNew York26 Mei 1967; umur 48 tahun, adalah mantan pemain keyboard dariDream Theater. Ia bergabung dengan grup musik ini sebelum menjadi populer.
Debut album studio Dream Theater adalah When Dream and Day Unite, tahun 1989 yang menjadi pembanding untuk band rock progresif terkenal seperti Rush dan Queensryche. Terobosan besar mereka datang pada tahun 1992 dengan album Images and Words, yang menampilkan lagu "Pull Me Under". Pencapaian tangga lagu paling tinggi dari Dream Theater sampai saat ini. Lagu "Pull Me Under", yang liriknya ditulis oleh Kevin Moore, mencapai nomor 10 di Billboard chart Mainstream Rock Tracks. Setelah tur tanpa henti dalam promosi album kedua, band ini melanjutkan untuk merilis album live, Live at The Marquee, dan video Images and Words: Live in Tokyo. Pada tahun 1994, band ini merilis album studio yang ketiga, Awake, yang mencapai charting album nomor 32. Album ini menampilkan lagu signature Moore, "Space-Dye Vest." Sesaat sebelum album dalam proses mixing, Moore mengumumkan kepada anggota band yang lain jika ia ingin berkonsentrasi pada kepentingan musiknya sendiri dan akan keluar dari Dream Theater. Menurut Portnoy, Moore lebih tertarik pada kebebasan untuk bekerja sendiri daripada bekerja secara kelompok dalam band. Meskipun Dream Theater pernah mengundangnya lagi untuk bereuni dalam sebuah pertunjukan, Moore mengatakan dia lebih memilih untuk bergerak maju daripada melihat ke belakang. Dia juga menolak untuk menjadi bagian di buku biografi resmi Dream Theater yang berjudul Lifting Shadows.
Sebelumnya, Dream Theater didirikan dengan nama Majesty. Untuk keperluan popularitas mereka mencari seorang pemain keyboard dari sekolah musik. Pada saat itulah Kevin Moore masuk. Grup ini lalu berganti nama menjadi Dream Theater. Di album Images and Words Kevin Moore masih turut serta. Ia masih bergabung di band ini untuk proses rekaman album Awake, dan saat proses mixing editing, memutuskan untuk keluar dari Dream Theater. Ia kemudian digantikan oleh keyboardist flamboyan berikutnya, Derek Sherinian.


DEREK SHERINIAN

Derek Sherinian (lahir 25 Agustus 1966; umur 48 tahun) adalah keyboardist Amerika yang telah melakukan berbagai tur untuk Alice Cooper, Billy IdolYngwie Malmsteen, Kiss, dan Black Label Society. Dia juga anggota dari Dream Theater 1994-1999, adalah pendiriPlanet X dan juga salah satu anggota pendiri Black Country Communion. Ia telah merilis tujuh album solo yang telah menampilkan berbagai musisi tamu terkemuka, termasuk gitaris SlashYngwie Malmsteen, Allan Holdsworth, Steve Lukather, Joe Bonamassa, Billy Sheehan, Zakk Wylde dan Al Di Meola.
Sherinian telah membedakan dirinya dengan pendekatan "guitaristic" agresif untuk gaya permainan keyboard-nya. Dia telah muncul di sampul berbagai majalah Keyboard di seluruh dunia, termasuk November 2011 di Keyboard Magazine, yang menyatakan Sherinian sebuah "pahlawan Keyboard untuk generasi baru". Dia juga telah disebut "Raja keyboard" oleh majalah Guitar World dan "Caligula Keyboard" oleh Alice Cooper. Pengaruh musik utamanya termasuk Elton JohnVan Halen dan Jeff Beck.

Charlie Dominici

Charlie Dominici (lahir di Brooklyn, New York16 Juni 1951; umur 64 tahun) adalah mantan vokalis grup musik Dream Theater. Ia masuk pada saat Dream Theater mencoba tampil ke tingkat internasional, bersama-sama dengan Kevin Moore.
Charlie Dominici keluar setelah terlibat dalam album When Dream and Day Unite, album internasional pertama dari Dream Theater. Setelah itu, ia keluar dari grup karena usianya yang relatif lebih tua daripada personal lainnya dan karena ia merasa berbeda dalam konsep bermusik. Sampai saat ini masih menjadi vokalis grup progressive metal yang dinamai sama dengan dirinya yaitu Dominici. Di Dream Theater ia digantikan oleh James LaBrie.



Ini Dia Alasan Mike Portnoy Hengkang Dari Dream Theater!

Kamis, 09 September 2010 11:20 | 

Dream Theater

Ini Dia Alasan Mike Portnoy Hengkang Dari Dream Theater!
Mike Portnoy © latinpercussion.com

Drummer Mike Portnoy dari band metal progresifDream Theater telah mengeluarkan sebuah pengumuman mengejutkan Rabu (08/09) kemarin. Dia mundur dari band legendaris tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Aku akan menulis sesuatu yang tak pernah aku bayangkan akan kutulis. Setelah 25 tahun, aku memutuskan untuk meninggalkan Dream Theater, band yang kudirikan, kujalankan, dan amat kucintai selama seperempat abad ini," tulisnya.
"Pasti banyak orang yang amat terkejut mendengarnya, dan mungkin juga akan banyak yang salah mengerti. Namun percayalah, ini bukan keputusan yang terburu-buru. Ini adalah sesuatu yang terus berkecamuk dalam diriku selama setahun ini," lanjutnya.
"Setelah mendapatkan pengalaman yang mengagumkan bersama Hail!,Transatlantic, dan Avenged Sevenfold tahun ini, sedihnya, aku akhirnya menyimpulkan jika aku mendapatkan hubungan pribadi yang lebih menyenangkan dan lebih baik dalam proyek-proyek itu daripada diDream Theater saat ini."
"Tolong jangan salah mengartikan kata-kataku. Aku amat mencintai personel Dream Theater dan punya sejarah pertemanan dan ikatan yang panjang dan dalam dengan mereka. Aku cuma merasa benar-benar butuh break sebentar."
"Dream Theater akan selalu menjadi kesayanganku. Dan aku sudah membesarkannya setiap hari dan setiap saat sejak aku bangkit lagi pada 1985. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari dalam setahun. Aku tak pernah beristirahat dari tanggung jawab Dream Theater. Bekerja overtime dan lebih banyak daripada yang orang bayangkan untuk sebuah band."
"Tapi aku akhirnya menyimpulkan jika mesin Dream Theater mulai membakarku, dan aku benar-benar butuh break dari band ini untuk menyelamatkan hubunganku dengan para personel yang lain dan mempertahankan jiwa Dream Theater yang selalu lapar dan menginspirasi."
"Kami telah berada dalam rantai tak terputuskan, menulis lagu, merekamnya, tur, menulis lagu, merekamnya, tur, selama hampir 20 tahun. Dan saat beberapa bulan terpisah dan tahun-tahun yang kami lewatkan dengan saling membantu itu, aku sejujurnya berharap band ini juga setuju denganku untuk 'hiatus' sebentar demi mengisi baterai kita dan 'menyelamatkan diri kita sendiri'."
"Sedihnya, saat membicarakan hal ini, mereka kukuh dan tidak merasakan hal yang sama denganku dan memutuskan untuk terus berjalan tanpaku. Aku bahkan menawarkan beberapa kerjaan sampingan pada 2011 berbeda dengan keinginan semulaku, namun sepertinya itu juga tak bisa dilakukan."
"Meski aku merasa sangat sedih dan terluka hanya dengan memikirkan nama Dream Theater tanpa Mike Portnoy (ayahku yang menamai band ini!), aku tidak mau menghalangi langkah mereka. Jadi aku memutuskan untuk mengorbankan diriku sendiri dan meninggalkan band ini agar mereka bisa melanjutkan keinginan mereka."
"Anehnya, aku baru saja membaca sebuah wawancara yang baru saja aku lakukan. Aku ditanya tentang masa depan Dream Theater dan aku menjawab soal 'teruslah mengikuti kata hatimu dan jujurlah pada dirimu sendiri.' Sedih sekali, aku harus berkata saat ini, hatiku tidaklah bersamaDream Theater. Dan aku akan 'mengikuti langkah ini,' dan aku berarti akan membohongi diriku sendiri jika aku tetap bertahan hanya demi tanggung jawab tanpa break yang aku butuhkan."
"Aku berharap yang terbaik untuk personel yang lain dan aku harap musik dan nama yang kita ciptakan bersama bisa dinikmati oleh penggemar bertahun-tahun mendatang. Aku bangga atas setiap album yang kita buat, setiap lagu yang kita tulis, dan setiap pertunjukan yang kita lakukan."
"Aku minta maaf pada semua penggemar Dream Theater yang kecewa di seluruh dunia. Aku sudah mencoba untuk menyelamatkan situasi ini dan memperbaikinya. Jujur, aku cuma ingin break (bukan perpisahan), tapi kebahagiaan tidak bisa dipaksakan, hal itu harus datang dari dalam hati."
"Dan kalian para penggemar Dream Theater, adalah penggemar terbaik di dunia. Dan seperti yang kalian tahu, aku akan selalu berbuat yang terbaik untuk kalian dan aku harap kalian akan tetap bersamaku dalam perjalanan musikku di masa depan, ke mana pun waktu akan membawaku," pungkas Mike dalam tulisannya yang di-posting di halaman Facebook miliknya ini.


3 comments: